Kamis, 13 Mei 2010

INVESTASI EMAS ; ALTERNATIF BERINVESTASI DI TENGAH KRISIS GLOBAL

A. Pendahuluan
Ketika terjadi krisis moneter di awal tahun 1998, tidak sedikit dari masyarakat yang kehilangan harta bendanya. Banyak juga dari mereka yang mengalami kerugian disebabkan karena asset yang mereka miliki baik itu berupa saham yang harganya turun drastis, bahkan tidak memiliki arti lagi. Berbeda dengan krisis moneter 1998, pada krisis moneter kali ini, banyak dari para investor yang menjual sahamnya dan beralih untuk berinvestasi emas.
Investasi emas merupakan sebuah bentuk investasi yang sederhana. Karena investasi ini bisa dilakukan oleh siapa saja, terlepas mereka dari golongan berpendidikan ataupun bukan. Bahkan pada era Orde Baru, nenek ataupun kakek kita sudak menggeluti investasi ini, dan terbukti investasi emas cendrung memiliki tingkat resiko yang rendah. Kita yang hidup pada zaman sekarang tentu akan dengan mudah bisa mengikutinya dengan baik dan dengan cara yang sangat modern, karena informasi harga emas bisa kita peroleh dengan mudah.
Investasi emas baik itu berupa koin emas, emas batangan, ataupun perhiasan emas memiliki hasil yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan deposito. Dan jauh lebih stabil bila dibandingkan dengan saham. Menurut para pakar keuangan, investasi emas berada pada posisi kedua setelah usaha dalam sektor riil yang berjalan dengan baik.
Ketiga bentuk investasi tersebut memiliki kesamaan karena bahannya sama-sama terbuat dari emas. Selain itu juga, kesamaannya terletak pada keunggulan tiga bentuk investasi emas ini yaitu semuanya memiliki nilai nyata (tangible), senilai benda fisiknya (intrinsic) dan nilai yang melekat/bawaan pada benda itu (innate). Ketiga keunggulan nilai ini tdak dimiliki oleh investasi bentuk lain seperti saham, surat berharga dan uang kertas.
Default value (nilai asal) dari investasi emas tinggi – kalau tidak ada campur tangan berbagai pihak dengan kepentingannya sendiri-sendiri otomatis nilai emas akan kembali ke nilai yang sesungguhnya – yang memang tinggi. Sebaliknya default value (nilai) uang kertas, saham, surat berharga mendekati nol, karena kalau ada kegagalan dari pihak yang mengeluarkannya untuk menunaikan kewajibannya –uang kertas, saham dan surat berharga menjadi hanya senilai kayu bakar .
Dalam makalah ini penulis akan berusaha mengkaji secara lebih mendalam tentang sejarah perkembangan investasi emas, dan bagaimana prospek investasi emas tersebut, serta instrument-instrumen apa saya yang ada dalam investasi emas, baik itu kelebihan dan kekurangan dari masing-masing instrument tersebut.

B. Perkembangan dan Prospek Investasi Emas
1. Perkembangan Investasi Emas
Dampak krisis ekonomi global memperlihatkan lemahnya instrumen investasi berupa uang. Begitu terjadi krisis, nilai instrumen kapitalis ini anjlok. Masyarakat pun kelimpungan karena simpanan di pasar modal dan perbankan menciut. Maka dari itu, kini masyarakat mulai memburu instrumen tabungan paling aman berupa koin emas. Terbukti, dalam setahun terakhir, permintaan koin emas terus mengalami peningkatan.
Hal ini diakui oleh Zaim Saidi. Pendiri salah satu jasa penjualan koin emas berupa koin dinar, Wakala Dinar, ini mengatakan dalam satu tahun terakhir, koin dinar terus diburu. Bahkan dalam perhitungannya, peminat instrumen investasi ini mengalami peningkatan hingga 100% lebih dibanding tahun lalu. Zaim menceritakan, setiap bulannya, Wakala Dinar mampu menjual 3.000 sampai 5.000 koin dinar ke sejumlah pembeli melalui 16 cabang Wakala di Indonesia. “Dari penjualan itu, sebagian besar peminat cenderung memborong koin emas. Bahkan ada yang sampai seratusan koin emas," terang Zaim. Sebagai catatan, satu koin dinar terbuat dari emas 22 karat seberat 4,25 gram. Hingga Oktober 2008, nilai jual satu koin dinar Rp 1.120.000.
Menurut Zaim, salah satu sebab melonjaknya peminat logam mulia ini adalah kondisi perekonomian global yang sedang tidak stabil. Krisis ekonomi di Amerika Serikat (AS) serta naik turunnya bunga perbankan menyebabkan masyarakat mulai berpikir untuk mencari instrumen yang tidak terpengaruh inflasi. Setiap tahunnya, lanjut Zaim, nilai koin dinar cenderung naik. Bahkan rata-rata kenaikan sebesar 25%. Sebagai perbandingan, pada Oktober 2007 lalu, harga koin dinar Rp 900.000. Lalu, nilai koin dinar perlahan-lahan naik dan sempat mencapai puncaknya di level Rp 1,3 juta. Namun, pada Oktober 2008, harganya turun menjadi Rp 1.120.000 sampai Rp 1.150.000.
Pada tahap perkembangan selanjutnya, perusahaan industri emas dari Malaysia, IGDX Holdings Limited, berencana mendirikan bursa emas dan perak di Indonesia. Sebagai tahap awal, perusahaan ini melakukan kerja sama dengan PT Indonesia Gold Dinar untuk menjadi master franchise produk emas. Indonesia Gold Dinar (IGD) dinobatkan menjadi master franchise (pemegang hak utama waralaba) untuk emas yang diproduksi IGDX Holdings Malaysia. Selanjutnya IGD akan memasarkan berbagai produk emas ini baik berupa koin, batangan, maupun perhiasan di Indonesia. Kedua perusahaan ini berencana membuka 50 galeri emas di seluruh Indonesia dalam jangka waktu 3 tahun. IGDX menjamin akan membeli kembali setiap emas yang dijualnya dengan harga yang lebih menarik. Rencana pendirian bursa emas dan perak di Indonesia itu adalah untuk memperkuat posisi pasar emas dan perak di dunia internasional baik untuk pasar fisik maupun melalui bursa.
Dalam perkembangannya, investasi emas pernah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Peristiwa ini terjadi pada kurun waktu tahun 1980-2000, kira-kira terjadi selama kurang lebih 20 tahun. Dalam sejarahnya, periode ini dikenal dengan nama periode “bearish”. Peristiwa inilah yang seringkali dipergunakan sebagai argument para penentang investasi emas akan kelemahan yang dimiliki dalam investasi ini.
Periode bearish ini terjadi disebabkan antaralain karena : Pertama, Mulai penghujung tahun 1950-an pertumbuhan stok emas dunia tidak mencukupi untuk membiayai pertumbuhan output dan perdagangan dunia sehingga terjadi kesulitan likuiditas. Kedua, Kebutuhan likuiditas dibiayai oleh supply dolar Amerika Serikat melalui deficit perdagangannya. Ketiga, Deficit perdagangan Amerika Serikat yang berkelanjutan mengakibatkan menurunnya cadangan emasnya yang menyulitkan kemampuan negara ini mempertahankan kesetaraan dollar dengan emas.
Sebaliknya, para pendukung investasi emas, menggunakan periode bullish 2001-2008 sebagai argument. Bahwa hanya dalam waktu kurang dari separuhnya (8 tahun), seluruh penurunan yang terjadi di masa bearish sudah lebih dari ter-recover .
2. Prospek Investasi Emas
Banyak orang percaya emas adalah produk investasi yang bisa menangkal inflasi. Dan memang, sejarah membuktikan emas akan diborong orang apabila terjadi kepanikan yang bisa membahayakan ekonomi negara, seperti inflasi tinggi, krisis keuangan, atau perang. Fakta membuktikan bahwa, bila terjadi inflasi tinggi, harga emas akan naik lebih tinggi daripada inflasi. Semakin tinggi inflasi, semakin tinggi kenaikan harga emas. Harga emas biasanya berbanding lurus dengan tingkat inflasi dan perubahan harga mata uang Dollar Amerika. Jadi kalau inflasi meningkat atau mata uang Dollar Amerika meningkat, maka harga emaspun ikut meningkat. Statistik menunjukkan bahwa bila inflasi mencapai 10 persen, maka emas akan naik 13 persen. Bila inflasi 20 persen, maka emas akan naik 30 persen. Tetapi bila inflasi 100 persen, maka harga emas akan naik 200 persen. Inilah salah satu alasan kenapa sebaiknya kita harus mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam bentuk emas. Hal ini disebabkan karena emas dipercaya sebagai investasi penangkal inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin baik kenaikan nilai emas yang kita miliki. Tetapi, patut dicatat bahwa harga emas akan cenderung konstan bila laju inflasi rendah.
Begitu juga ketika Cina diserbu Jepang pada masa Perang Dunia, rakyat Cina panik dan mereka berbondong-bondong menyerbu emas sehingga harga emas naik luar biasa. Di Indonesia, pada saat terjadi rush kebutuhan pokok di pasar swalayan pada 8 Januari 1998 (pagi hari sebelum pengumuman APBN oleh Presiden Suharto di hadapan DPR), harga emas juga langsung melonjak. Dalam selang satu dua hari saja, harga emas langsung naik kurang lebih sebanyak 1,5 kali. Dan harga tersebut, walaupun secara fluktuatif, cenderung naik terus waktu itu sebelum akhirnya turun lagi ketika inflasi kembali berada di bawah dua digit.
Ketika Jerman dilanda perang berkepanjangan tahun 1923, salah satu dampak yang ditimbulkannya adalah nilai uang kertas yang bisa dikatakan hilang sama sekali. Pada waktu itu, kebanyakan dari masyarakatnya lebih suka membakar uang untuk menghangatkan ruangan dari pada membeli kayu bakar, karena harganya sama. Pada tahun itu juga orang yang membeli roti harus membawa kreta dorong, bukan untuk mengangkut roti tetapi untuk mengangkut uangnya. Hal serupa juga dialami oleh negara Zimbabwe, uang kertas yang nilainya Z$100 Milyar hanya cukup untuk membeli empat butir jeruk atau setangkup roti.
Pada tahun 2007, emas semakin mantap memposisikan dirinya sebagai salah satu sarana pembiakan uang paling menjanjikan. Sejak awal tahun 2007, khususnya beberapa bulan terakhir , harga logam mulia ini terus naik secara drastis. Berdasarkan data harga emas di Bursa emas London , the London Bullion Market Association ( LBMA). Per 7 November tahun 2007, harga si kuning yang bernama Latin aurum ini telah menembus US$ 841.75 per troy ounce atau US$ 27.07 per gram . Padahal di awal tahun , tepatnya 2 Januari 2007 harganya baru US$ 640.75 per troy ounce atau US$ 20.6 gram artinya , orang yang membeli emas di awal tahun dan menjualnya pada akhir tahun bisa menikmati keuntungan sebesar 31.4 %.
Rupanya, kemilau peluang investasi emas itu sudah terpantau di radar para investor, khususnya pemodal kakap di Indonesia . Belakangan semakin banyak pemodal besar yang berinvestasi di emas batagan . Emas batangan memang pilihan paling baik bagi yang mau berinvestasi emas dalam bentuk fisik. Ya harga jual emas lantaran ini paling baik, karena nyaris tak ada pengurangan harga akibat pembuatan, kalau ada pun hanya terkena biaya produksi paling sekitar 0.01% dari harga beli.
Karena sudah memahami manfaat berinvestasi di emas khususnya dinar emas, sekarang ini sejumlah negara telah mulai mengumpulkan cadangan devisa dalam bentuk emas. Bahkan, di Amerika Serikat (AS) sekitar 60 persen dari cadangan devisanya diperkirakan dalam bentuk emas. Portabilitas dan tingkat kerahasiaan dari emas adalah nilai tambah yang penting. Selain itu, sebuah fakta yang tidak terelakkan adalah emas merupakan aset nyata dan bukan merupakan utang. Semua jenis aset kertas, seperti surat utang, saham, dan bahkan deposito bank merupakan pernyataan janji utang yang akan dibayarkan. Nilainya sangat bergantung kepada kepercayaan penanam modal bahwa janji tersebut akan dipenuhi.
Selain itu juga, kalau seandainya kita membandingkan kinerja saham dengan emas, maka ada cara yang sudah sangat luas diketahui dan dipakai di dunia yaitu menggunakan apa yang disebut Dow Gold Ratio. DGR membandingkan harga saham-saham di Dow dengan harga Emas, atau dengan cara lain menghitung berapa ounces emas dibutuhkan untuk membeli satu saham Dow. DGR diperkenalkan karena memang diakui secara luas bahwa sebenarnya emas-lah satu-satunya timbangan (uang) yang tidak bias sepanjang sejarah peradaban manusia. Sebagai contoh apabila Dow pada angka 10,000 dan emas US$ 500/troy oz maka DGR = 20. Dan katakanlah pagi ini Dow berada pada kisaran angka 12850 dan emas berada pada US$ 920/troy oz. Jadi DGR=13.96, lebih rendah ketimbang angka GDR diawal terjadinya Great Deppression 1929 (DGR saat itu 18.4) dan the 1966 Financial Crisis (GDR saat itu =27.9).
Dari keterangan di atas, maka bisa disimpulkan bahwa dengan jumlah emas yang sama kita bisa membeli jumlah saham yang semakin banyak – atau sebaliknya, dengan jumlah saham yang sama apabila ditukar dengan emas akan mendapatkan jumlah emas yang semakin sedikit. Makna kedua adalah, apabila kita percayai bahwa emaslah yang nilainya stabil maka kita tahu bahwa untuk rata-rata pasar , apabila Anda memiliki saham, portfolio saham yang dimiliki saat ini nilai sebenarnya mungkin jauh lebih rendah dari yang kita duga.
Menurut James Turk pendiri Gold Money, kelebihan investasi emas adalah : Pertama, emas merupakan komoditi yang spesial dan unik, karena emas tidak dikonsumsi jadi jumlahnya akan terus bertambah. Kedua, Suplai emas dunia terbatas pada yang berada di permukaan bumi. Karena tidak dikonsumsi, maka total supply di seluruh dunia sama dengan jumlah seluruh emas di permukaan bumi. Ketiga, emas adalah alternative dari US$ dan mata uang kertas lainnya. Kelima, daya beli emas stabil sepanjang zaman. Keenam, , Nilai emas ditentukan oleh pasar. Ketujuh, Emas selalu dalam kondisi “Bull Market”.

C. Macam-macam Investasi Emas
1. Koin Emas (Dinar)
Dinar adalah mata uang berupa koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Sebagian kalangan beranggapan investasi pada dinar emas hanya diperuntukkan bagi golongan tertentu. Namun, bukan berarti hanya masyarakat muslim saja yang bisa berinvestasi dinar emas, semua kalangan bisa memilih instrumen investasi ini. Karena merupakan emas, maka kelebihan berinvestasi pada dinar emas sama dengan emas batangan. Nilai intrinsiknya tidak akan berkurang akibat inflasi atau gejolak ekonomi. Hal itulah yang menyebabkan investasi pada emas, khususnya dinar emas lebih menguntungkan dibandingkan berinvestasi pada produk perbankan. Meskipun pada prinsipnya sama, masyarakat yang berinvestasi pada dinar emas belum sebanyak pada emas batangan. Salah satu penyebabnya adalah persepsi keliru yang menyebutkan investasi pada dinar emas hanya diperuntukkan bagi golongan tertentu. Dalam sejarahnya, Romawi merupakan bangsa pertama yang menggunakan emas sebagai alat tukar. Karena banyak manfaatnya, bangsa Arab dan bangsa lain kemudian mengadopsinya. Dalam perkembangan selanjutnya, bangsa-bangsa di dunia kemudian menjadikan emas sebagai alat tukar.
Koin emas yang populer adalah koin emas ONH yang dijual di pegadaian. Sebagai investasi, koin emas biasanya bisa lebih menguntungkan dibandingkan dengan perhiasan, mengingat untuk membeli perhiasan membutuhkan ongkos pembuatan yang tidak bisa diklaim lagi ketika menjual emas tersebut.
Investasi pada dinar emas bisa melalui dua cara, yakni wakala dan pribadi. Wakala merupakan lembaga penitipan uang dinar serta penyedia jasa transfer. Wakala merupakan infrastruktur yang harus disediakan agar investasi dinas emas dapat berjalan dengan baik. Dinar emas bisa juga disimpan sendiri oleh pemiliknya. Di Indonesia, wakala bisa menjadi ujung tombak dalam pengelolaan investasi dinar emas. Lembaga tersebut sudah banyak terdapat di beberapa daerah di Indonesia. Karena itu, calon investor tidak perlu ragu mencari tempat membeli, menjual atau mengelola dinar emas yang dimilikinya.
Setiap investasi pastilah memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Begitu juga halnya denga investasi koin dinar. Kelebihan dari investasi ini antara lain:
1. Memiliki nilai da’wah tinggi karena sosialisasi Dinar akan mendorong sosialisasi syariat Islam itu sendiri. Nishab Zakat misalnya ditentukan dengan Dinar atau Dirham - umat akan sulit menghitung zakat dengan benar apabila tidak mengetahui Dinar dan Dirham.
2. Bisa mengikuti program Qirad (perdagangan Dinar)
3. Memiliki sifat unit account ; mudah dijumlahkan dan dibagi. Kalau kita punya 100 Dinar – hari ini mau kita pakai 5 Dinar maka tinggal dilepas yang 5 Dinar dan di simpan yang 95 Dinar.
4. Sangat liquid untuk diperjual belikan karena kemudahan dibagi dan dijumlahkan di atas.
5. Nilai Jual kembali tinggi, mengikuti perkembangan harga emas internasional; hanya dengan dikurangi biaya administrasi dan penjualan sekitar 4 % dari harga pasar. Jadi kalau sepanjang tahun lalu Dinar mengalami kenaikan 31 %, maka setelah dipotong biaya 4 % tersebut hasil investasi kita masih sekitar 27%.
6. Mudah diperjual belikan sesama pengguna karena tidak ada kendala model dan ukuran.
Sedangkan kelemahan dari investasi Dinar, antara lain :
1. Di Indonesia masih dianggap perhiasan, penjual terkena PPN 10% (Sesuai KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83/KMK.03/2002 bisa diperhitungkan secara netto antara pajak keluaran dan pajak masukan toko emas maka yang harus dibayar ‘toko emas’ penjual Dinar adalah 2%).
2. Ongkos cetak masih relatif tinggi yaitu berkisar antara 3 % - 5 % dari nilai barang tergantung dari jumlah pesanan.
Adapun tempat-tempat terbaik yang bisa dijadikan rujukan sebagai tempat penjualan kembali dinar emas yang kita miliki, urutannya adalah sebagai berikut :
1. Sesama Pengguna, Karena tidak memerlukan biaya operasional, pajak dlsb. maka jual beli Dinar antar sesama pengguna adalah yang paling menguntungkan kedua belah pihak. Penjual dapat menikmati harga yang baik, pembeli pun dapat memperoleh Dinar dengan harga yang baik
2. Gerai Dinar dan seluruh jaringan keagenan, Karena secara resmi Gerai Dinar beroperasi dengan Ijin (SIUP) toko emas, maka GeraiDinar terkena peraturan perpajakan untuk toko emas – yaitu pajak netto 2% (pajak keluaran dikurangi pajak masukan). Pajak netto ini ikut menjadi faktor dalam menentukan harga jual dan harga beli Gerai Dinar. Terdapat perbedaan harga 4 % antara harga jual dan harga beli Gerai Dinar, 2 % dipakai untuk alokasi pajak dan 2 % untuk fee Gerai Dinar.
3. Perusahaan Logam Mulia, Bila sesama pengguna dan Gerai Dinar menghargai Dinar sebagai Dinar – termasuk ongkos-ongkos cetak/pengadaan dan unsur pajaknya; tidak demikian dengan Logam Mulia. Sebagai produsen Dinar mereka tentu mau membeli Dinar dari masyarakat kembali, tetapi karena kemungkinan Dinar tersebut akan dilebur kembali menjadi emas – maka ongkos cetak dan pajak yang merupakan komponen pembentuk harga awal Dinar tidak termasuk dalam harga pembelian kembali mereka, sehingga besar kemungkinan Dinar Anda dihargai rendah.
4) Toko/Tukang Emas, Sama halnya dengan Logam Mulia; Toko atau tukang emas akan melihat Dinar sebagai emas biasa. Mereka akan bersedia membeli Dinar Emas karena melihat emasnya bukan karena bentuk Dinarnya. Dengan demikian ongkos pembuatan, pajak dan lain sebagainya tidak menjadi bagian dari perhitungan harga beli mereka .

2. Emas Lantakan (Batangan)
Berbeda halnya dengan investasi dalam koin emas(dinar) yang tidak terlalu membutuhkan modal yang besar, maka investasi di emas batangan malah sebaliknya, yakni membutuhkan modal yang lumayan besar, 25 gram, 50 gram ,100 gram , 1 kilogram dan yang terbesar 12 kilogram. Artinya untuk membeli emas batangan 25 gram perlu biaya investasi sebesar 6 jt dengan harga 1 gramnya adalah Rp 240.000. Oleh karena itu, kebanyakan orang yang bermodal lebih kecil membeli emas dalam bentuk perhiasan, namun emas perhiasan ada ruginya karena waktu jual akan dipotong 15-20% untuk harga pembuatannya.
Kelebihan Emas Lantakan :
1. Tidak terkena PPN
2. Apabila yang kita beli dalam unit 1 kiloan – tidak terkena biaya cetak.
3. Nilai jual kembali tinggi.
Kelemahan Emas Lantakan :
1. Tidak bisa diqiradkan
2. Tidak fleksibel; kalau kita simpan emas 1 kg, kemudian kita butuhkan 10 gram untuk keperluan tunai – tidak mudah untuk dipotong. Artinya harus dijual dahulu yang 1 kg, digunakan sebagian tunai – sebagian dibelikan lagi dalam unit yang lebih kecil – maka akan ada kehilangan biaya penjualan/adiminstrasi yang beberapa kali.
3. Kalau yang kita simpan unit kecil seperti unit 1 gram, 5 gram, 10 gram – maka biaya cetaknya akan cukup tinggi.
4. Tidak mudah diperjual belikan sesama pengguna karena adanya kendala ukuran. Pengguna yang butuh 100 gram, dia tidak akan tertarik membeli dari pengguna lain yang mempunyai kumpulan 10 gram-an. Pengguna yang akan menjual 100 gram tidak bisa menjual ke dua orang yang masing-masing butuh 50 gram dst.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seseorang yang ingin terjun dalam investasi emas batangan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang investasi emas dari berbagai sumber.
2. pastikan membeli emas batangan pada tempat yang terpercaya, legal dan jelas.
3. pastikan kadar emas 24 karat.
4. pastikan emas memiliki sertifikat keasliannya, dan sertifikat disimpan dengan aman.
5. jangan lupa membayarkan zakatnya jika simpanan emas anda melebihi nisabnya.

3. Perhiasan Emas
Bila berinvestasi dalam bentuk emas untuk jangka pendek, biasanya akan terasa sulit mendapatkan keuntungan kalau bentuknya berupa emas perhiasan. Ini disebabkan karena ketika kita membeli perhiasan tersebut maka kita harus membayar harga emas ditambah ongkos pembuatannya. Berbeda halnya ketika suatu saat menjualnya kembali, maka toko tidak akan mau membayar ongkos pembuatan dari perhiasan emas tersebut. Ia hanya akan membayar harga emasnya saja. Malah, masih untung sebetulnya kalau toko mau menerima emas perhiasan Anda. Beberapa toko terkadang menolak penjualan emas perhiasan dari masyarakat. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Salah satunya adalah karena mereka takut kalau nantinya emas perhiasan itu tidak laku lagi apabila dijual. Jadi, kalaupun mereka membelinya lagi, mereka harus melebur emas tersebut. Oleh karena itu, investasi dalam bentuk emas perhiasan lebih menguntungkan kalau disimpan untuk jangka panjang. Karena biasanya harga emas tersebut sudah naik jauh dibanding ketika Anda membelinya.
Emas perhiasan tersedia dalam berbagai macam karat, di antaranya 18 - 24 karat. Untuk investasi, alangkah baiknya bila memilih emas perhiasan senilai 24 karat. Ini karena kemungkinan emas perhiasan tersebut bisa dijual kembali jauh lebih besar dibanding emas perhiasan yang 18 karat. Sekali lagi, investasi dalam bentuk emas perhiasan biasanya baru akan memberikan hasil yang menguntungkan dalam jangka panjang, bukan dalam jangka pendek.
Kelebihan Emas Perhiasan :
1. Selain untuk investasi, dapat digunakan sebagai perhiasan.
Kelemahan Emas Perhiasan :
1. Tidak bisa diqiradkan
2. Biaya produksi tinggi
3. Terkena PPN
4. Tidak mudah diperjual belikan sesama pengguna karena kendala model dan ukuran.
5. Harga jual cenderung rendah karena adanya patri/soder dan kadar emas yang rendah
6. Apabila dijual, nilai tawar pemilik emas perhiasan rendah karena toko emas mencari margin yang setinggi-tingginya.

D. Resiko Investasi Emas
Segala sesuatu yang dilakukan pasti memiliki resiko, begitu juga halnya dengan investasi, pasti memiliki resiko. Besar kecilnya resiko tergantung bagaimana cara yang dilakukan dalam meminimalisir resiko tersebut. Dalam rumus baku yang telah diakui secara umum bahwa resiko yang besar mendatangkan keuntungan yang besar pula, begitu juga sebaliknya.
Investasi emas tidak terlepas dari resiko yang menyertainya, walaupun menurut para pengelola investasi ini memiliki tingkat resiko yang lebih rendah bila dibandingkan dengan investasi dalam surat-surat berharga. Adapun resiko yang terdapat dalam investasi emas, menurut penulis, diantaranya adalah : Pertama, Resiko kehilangan. Resiko kehilangan yang dimaksudkan disini adalah kehilangan yang disebabkan oleh adanya pencurian, perampokan, terjatuh di jalan ketika digunakan (perhiasan emas). Maka dibutuhkan pengamanan ekstra jika kita menyimpan emas di rumah. Alternatif lain yang bisa dilakukan adalah dengan menyimpannya di perbankan yang memiliki safety box dengan keharusan membayar fee pada bank tersebut.
Kedua, jika terjadi inflasi rendah, maka investasi emas tersebut akan kurang menguntungkan. Hal ini disebabkan karena harga emas akan cendrung stabil ataupun mengalami kenaikan harga yang tidak terlalu berarti. Dalam keadaan yang seperti ini, lebih menguntungkan jika kita berinvestasi dalam surat-surat berharga.
Ketiga, jika ditemukan tambang emas baru, kemungkinan harga emas dunia akan turun. Hal ini mengikuti hukum kelangkaan, dimana ketika suatu barang itu langka, maka harganya akan naik, begitu juga sebaliknya jika barang tersebut berlimpah maka harganya akan turun.
Keempat, kesulitan ketika akan menjualnya kembali. Banyak sekali kasus yang ditemukan bahwa ketika akan menjual hasil investasi yakni berupa emas, tidak sedikit dari toko emas yang masih pilih-pilih untuk membeli perhiasan emas tersebut. Hal ini disebabkan ketakutan pemilik toko emas jika motif perhiasan emas yang dibeli tersebut sulit untuk dijual kembali. Maka kecendrungan prilaku yang dilakukan adalah menghargai emas yang akan dijual tersebut di bawah harga pasar. Begitu juga halnya dengan dinar emas dan emas batangan, kemungkinan akan mengalami kesulitan ketika akan menjualnya, karena tempat penjualan /wakala masih bersifat terbatas.

E. Zakat Investasi Emas
Emas dan perak merupakan logam mulia yang selain merupakan tambang elok, juga sering dijadikan perhiasan. Emas dan perak juga dijadikan mata uang (dinar emas) yang berlaku dari waktu ke waktu. Islam memandang emas dan perak sebagai harta yang (potensial) berkembang. Oleh karena syara' mewajibkan zakat atas keduanya, baik berupa uang, leburan logam, bejana, souvenir, ukiran atau yang lain. Termasuk dalam kategori emas ( dinar emas, emas batangan ataupun perhiasan emas) dan perak, adalah mata uang yang berlaku pada waktu itu di masing-masing negara.
Oleh karena segala bentuk penyimpanan uang seperti tabungan, deposito, cek, saham atau surat berharga lainnya, termasuk kedalam kategori emas dan perak. sehingga penentuan nishab dan besarnya zakat disetarakan dengan emas dan perak. Demikian juga pada harta kekayaan lainnya, seperti rumah, villa, kendaraan, tanah, dll. Yang melebihi keperluan menurut syara' atau dibeli/dibangun dengan tujuan menyimpan uang dan sewaktu-waktu dapat di uangkan. Pada emas dan perak atau lainnya yang berbentuk perhiasan, asal tidak berlebihan, maka tidak diwajibkan zakat atas barang-barang tersebut. Seorang muslim yang mempunyai emas dan perak wajib mengeluarkan zakat bila sesuai dengan nisab dan haul. Adapun nisab emas sebesar 85 gr dan nisab perak 595 gr.
1. Emas yang tidal dipakai
Emas yang tidak dipakai adalah perhiasan emas yang tidak digunakan atau sekali pun dipakai hanya sekali setahun. Dengan demikian bila seseorang menyimpan me-nyamai atau melebihi 85 gr maka ia wajib mengeluarkan zakat emas tersebut. Ada pun kadar zakatnya besarnya 2,5 % di hitung dari nilai uang emas tersebut. Misalnya : seseorang mempunyai 90 gr emas (Rp 18.000.000,00) Harga 1 gr emas 200.000. Maka besarnya zakat yang dikeluarkan sebesar : 90 x 200.000 x 2,5 % = 450.000
2. Emas yang dipakai
Emas yang dipakai adalah dalam kondisi wajar dan tidak berlebihan. Jadi bila seorang wanita mempunyai emas 120 gr, dipakai dalam aktivitas sehari-hari sebanyak 15 gr. Maka zakat emas yang wajib dikeluarkan oleh wanita tersebut adalah 120 gr - 15 gr = 105 gr. Bila harga emas 200.000 maka zakat yang harus dikeluarkan sebesar : 105 x 200.000 x 2,5 % = 525.000.
Keterangan :
Perhitungan zakat perak mengikuti cara per hitungan di atas.

F. Kesimpulan
Sebagai salah satu produk investasi, emas bersaing dengan investasi lainnya di dunia seperti deposito, bond dan terutama saham beserta produk-produk turunannya. Ketika orang berburu saham, maka dana untuk investasi di emas otomatis berkurang dan harga emas cenderung jatuh. Inilah yang terjadi selama periode bearish emas 1980-2000. Sebaliknya ketika orang mulai ragu dengan saham dan produk-produk turunannya, ragu dengan deposito uang kertas, maka orang mencari alternative investasi yang lebih aman – maka emas lah yang paling menjanjikan keamanan investasi ini. Inilah yang terjadi di periode bullish emas sejak 2001 sampai sekarang.
Investasi emas dalam jangka pendek tidak bisa terlepas dari fluktuasi harga. Akan terasa kurang menguntungkan jika dilakukan dalam jangka pendek. Tetapi yang perlu dicermati adalah dalam jangka panjang harga emas akan selalu meningkat. Investasi emas, baik itu koin emas, emas batangan ataupun perhiasan emas keseluruhannya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, Terjun dalam investasi emas harus disesuaikan dengan kemampuan financial dalam pemilihan prodak investasi emas. Investasi emas tidak terlepas dari resiko. Resiko dalam investasi ini bisa berupa : resiko kehilangan, harga yang cendrung stabil, penurunan harga emas ataupun kesulitan ketika akan menjualnya kembali. Investasi emas harus dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5% jika telah memenuhi haul dan nisabnya.


DAFTAR PUSTAKA

Ash-Shiddeqy, Hasbi. 1976. Pedoman Zakat . Jakarta : Bulan Bintang.
Dinar Emas untuk Semua, dalam Okezone.com, tanggal 16 Juni 2008.
E Siregar, Mulya. 2001. Manajemen Moneter Alternatif dalam Dinar Emas Solusi Krisis. Jakarta : PIRAC, SEM Institute, Infid.

Iqbal, Muhaimin. 2009. Dinar The Real Money; Dinar Emas, Uang dan Investasi. Jakarta : Gema Insani Press.

Harian Kontan,, Senin, 7 Oktober 2008.
http//www.investasi-emas.info. diakses pada tanggal 9 mei 2009.
Mencermati Naik Turunya Emas dalam 40 Tahun Terakhit, Dalam Gerai Dinar.com
Rifki, Muhammad. 2008. Akuntansi Keuangan Syariah ; Konsep dan Implementasi PSAK Syariah . Yogyakarta : P3EI

Safir Senduk, Emas Sebagai Penangkal Inflasi dalam Detik.com.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda